Nama :Indah Permatasari
NIM : 931405016
Dosen Pengampu: Ana Fadilah,Lc,MA.
A.
Pengertian Etos Kerja Dan Kewirausahaan
1.
Etos Kerja
Kata etos berasal dari bahasa Yunani “ethos”
yang bermakna watak atau karakter. Secara lengkapnya, pengertian “etos” ialah
karakteristik dan sikap, kebiasaan serta ke-percayaan yang bersifat khusus tentang
seorang individu atau sekelompok manusia. Dari perkataan “etos” terambil pula
perkataan “etika” dan “etis” yang merujuk kepada makna “akhlaq” atau bersifat
“akhlaqi”, yaitu kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok, maupun
masyarakat. Juga dikatakan bahwa “etos” berarti jiwa khas suatu kelompok
manusia, yang dari jiwa khas itu berkembang pandangan masyarakat tersebut
tentang yang baik dan yang buruk, yakni, etikanya.
Dalam KBBI kata “etos” berarti pandangan hidup yang khas dari suatu
golongan sosial, dan kata “kerja” diartikan sebagai kegiatan melakukan sesuatu;
sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Sedangkan “etos kerja” berarti
semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu
kelompok.
2.
Kewirausahaan
Wirausaha/ wiraswasta atau yang
sering dipadankan dengan entrepreneur, secara bahasa (etimologis) “wira”
berarti perwira, utama, teladan, berani. “Swa” berarti sendiri, sedangkan “sta”
berarti berdiri. Jadi wiraswasta keberanian berdiri sendiri di atas kaki
sendiri. Dengan demikian pengertian wiraswasta atau wirausaha sebagai padanan entrepreneur
adalah orang yang berani membuka lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri,
yang pada gilirannya tidak saja menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga
menguntungkan masyarakat, karena dapat menyerap tenaga kerja yang memerlukan
pekerjaan.
B. Hadits-hadits Tentang Bekerja Keras/Etos
Kerja
اعمل للدنيا كأنك تعيش
ابدا واعمل للأخرة كأنك تموت غادا
“Bekerjalah untuk duniamu
seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan
kamu mati besok”.
عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَكَلَ أَحَدٌ
طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَّأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ
اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ
عَمَلِ يَدِهِ (رواه البخاري)
“Dari Mi’dad bin Ma’di Karib, dari
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: Tidak ada makanan yang
dimakan seseorang yang lebih baik dari memakan hasil usaha tangannya sendiri
dan sesungguhnya Nabi Daud alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya
sendiri.”
(HR. Bukhari).
Penjelasan Hadits:
Di sini di tegaskan bahwa manusia
yang baik adalah manusia yang mau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Karena
hasil usaha sendiri itu lebih baikdi bandingkan dengan hasil usaha orang lain.
Baik itu pemberian maupun hasil orang meminta – minta. Jika di kaitkan dengan
berwirausaha maka kita sebagai manusia di tuntut untuk mandiri, segala
kebutuhan kita harus kita penuhi dengan usaha sendiri. Tentunya dengan memohon
pertolongan kepada Allah.
عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ
مَبْرُورٍ (رواه احمد)
“Dari Rafi’ bin Khadij ia berkata: ada orang bertanya:
Ya Rasulullah, usaha apa yang paling baik? Rasulullah menjawab: “Setiap usaha
seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR Ahmad)
Penjelasan
hadits:
Penjelasan hadits ini yaitu mengenai usaha yang paling baik itu adalah
usaha yang kita lakukan sendiri namun dalam hal ini di berikan penjelasan
sekilas mengenai jenis usaha apa yang kita lakukan. Di sini di jelaskan yaitu jual beli yang
mabrur. Maksudnya di sini adalah kita di anjurkan melakukan jual beli.
Sebagaimana realita yang terjadi bahwa berwirausaha identik dengan jual beli.
عَنِ الزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : لأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ
حَبْلَهُ فَيَأْتِيَ بِحُزْمَةِ الْحَطَبِ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا فَيَكُفَّ
اللَّهُ بِهَا وَجْهَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ ،
أَوْ مَنَعُوهُ
“Dari Zubair bin Awwam, Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh seseorang di antara kalian
mengambil tali lalu memanggul seonggok kayu di punggungnya kemudian menjualnya
sehingga Allah menjaga kehormatan dirinya, lebih baik daripada meminta-minta
pada orang lain yang terkadang mereka mau memberi atau menolaknya.”.” (H.R Bukhari)
Penjelasan
Hadits:
Pada hadits
ini Rasulullah menganjurkan agar seorang muslim mau bekerja, meskipun pekerjaan
tersebut sangat ringan atau tidak membutuhkan keterampilan khusus. Pekerjaan yang pling rendah
sekalipun dan lemah di mata manusia itu lebih mulia di bandingkan dengan
meminta – minta.
C. Karakteristik Wirausaha Dan Tujuan
Berwirausaha
1. Karakteristik Wirausaha
Karakteristik adalah sifat atau
tingkah laku dari seseorang.
Sehingga dapat diartikan bahwa
karakteristik wirausaha adalah sifat atau tingkah laku yang khas dari
wirausahawan.
Berikut
ini karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausaha, antara lain:
a.
Disiplin
Kerja keras dan disiplin merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang
dalam berwirausaha. Selain kerja keras ia juga harus disiplin dalam
melaksanakan usahanya, sebab meskipun orang bekerja keras tetapi kalau tidak
disiplin, usahanya kurang berarti.
b.
Komitmen tinggi
Sikap yang memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran
yang berlaku, tidak sekalipun mengingkarinya walaupun dengan dirinya sendiri,
serta selalu berusaha menyesuaikan kata dan perbuatan.
c.
Jujur
Sikap jujur dalam berwirausaha artinya bahwa seorang
wirausaha harus mau dan mempu mengatakan apa adanya.
d.
Kreatif dan inovatif
Seorang wirausaha harus memiliki daya cipta atau
memiliki kemampuan untuk menciptakan suatu produk, dan berpikir serta bertindak
sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.
e.
Berani
menghadapi resiko
Wirausaha adalah seseorag yang menanggung resiko. Wirausaha dalam mengambil
tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melaikan perhitungan yang
matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah di
perhitungkan dengan seksama dan realistis.
f.
Selalu mencari peluang
Seorang wirausaha harus tanggap terhadap peluang
untuk memperoleh keuntungan baik untuk diri sendiri atau pelayanan. Memiliki
banyak cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan. Karena wirausaha
adalah seseorang yang merasakan adanya peluang, mengejar peluang-peluang
yang sesuai dengan situasi dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan merupakan
suatu hal yang dapat dicapai.
2. Tujuan berwirausaha
Tujuan yang ingin di capai dalam berwirausaha
adalah sebagai berikut:
a. Bekerja secara halal baik dari jenis pekerjaan
maupun cara menjalankannya.
b.
Bekerja
agar tidak menjadi beban hidup orang lain.
c.
Bekerja
guna memenuhi kebutuhan keluarga.
d. Bekerja guna meringankan beban hidup tetangga. Islam mendorong kerja keras untuk kebutuhan
diri dan keluarga, tetapi Islam melarang kaum beriman bersikap egois.
e. Memperoleh pendapatan
f. Beribadah dan mencari ridha Allah
Selain bekerja untuk kehidupan dunia, juga harus diimbangi beribadah untuk mencapai
ridha-Nya.
g. Membuka lowongan pekerjaan
Seseorang yang memulai untuk berwirausaha, tentunya
memerlukan sumber daya manusia yang dapat membantunya meningkatkan hasil usaha.
Secara tidak langsung ketika kita berwirausaha, kita telah membuka jalan orang
lain untuk bekerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
D. Produtivitas Kerja Dalam Islam
1. Pengertian Produksivitas
Produktifitas meriupakan pandangan hidup dan
sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan
hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan mutu kehidupan besok harus lebih
baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong
manusia untuk tidak cepat merasa puas dan akan terus meningkatkan kemampuan
kerjanya.
Produktivitas
mempunyai dua dimensi, yaitu efektivitas yang mengarah pada pencapaian unjuk
kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas
dan waktu. Yang
kedua efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan
realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksivitas
Faktor yang menentukan besar kecilnya produksivitas
antara lain:
a.
Knowledge
Merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik
diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi kepada
seseorang dalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau
menyelesaikan pekerjaan.
b.
Skill
Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan
teknis operasional mengenai bidang tertentu yang bersifat kekaryaan.
Keterampilan diperoleh melalui belajar dan berlatih. Keterampilan berkaitan
dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan yang
bersifat teknis.
c.
Attitude
Merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan.
d.
Sarana
pendukung
Dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu:
1)
Menyangkut lingkaran kerja, termasuk teknologi dan
cara produksi, tingkat kesehatan dan keamanan, serta suasana dilingkungan kerja
itu sendiri.
2)
Menyangkut kesejahteraan karyawan, yang tercermin
disistem pengupahan dan jaminan kelangsungan kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar