Jumat, 20 Oktober 2017

Resume Hadis Etos Kerja dan Kewirausahaan

Nama   :Indah Permatasari
NIM     : 931405016
Dosen Pengampu: Ana Fadilah,Lc,MA.

A.      Pengertian Etos Kerja Dan Kewirausahaan
1.      Etos Kerja
Kata etos berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang bermakna watak atau karakter. Secara lengkapnya, pengertian “etos” ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan serta ke-percayaan yang bersifat khusus tentang seorang individu atau sekelompok manusia. Dari perkataan “etos” terambil pula perkataan “etika” dan “etis” yang merujuk kepada makna “akhlaq” atau bersifat “akhlaqi”, yaitu kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok, maupun masyarakat. Juga dikatakan bahwa “etos” berarti jiwa khas suatu kelompok manusia, yang dari jiwa khas itu berkembang pandangan masyarakat tersebut tentang yang baik dan yang buruk, yakni, etikanya.
Dalam KBBI kata “etos” berarti pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial, dan kata “kerja” diartikan sebagai kegiatan melakukan sesuatu; sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Sedangkan “etos kerja” berarti semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok.
2.      Kewirausahaan
Wirausaha/ wiraswasta atau yang sering dipadankan dengan entrepreneur, secara bahasa (etimologis) “wira” berarti perwira, utama, teladan, berani. “Swa” berarti sendiri, sedangkan “sta” berarti berdiri. Jadi wiraswasta keberanian berdiri sendiri di atas kaki sendiri. Dengan demikian pengertian wiraswasta atau wirausaha sebagai padanan entrepreneur adalah orang yang berani membuka lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri, yang pada gilirannya tidak saja menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga menguntungkan masyarakat, karena dapat menyerap tenaga kerja yang memerlukan pekerjaan.


B.       Hadits-hadits Tentang Bekerja Keras/Etos Kerja

اعمل للدنيا كأنك تعيش ابدا واعمل للأخرة كأنك تموت غادا

Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok”.

عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَّأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ (رواه البخاري)

Dari Mi’dad bin Ma’di Karib, dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: Tidak ada makanan yang dimakan seseorang yang lebih baik dari memakan hasil usaha tangannya sendiri dan sesungguhnya Nabi Daud alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya sendiri.” (HR. Bukhari).

Penjelasan Hadits:
Di sini di tegaskan bahwa manusia yang baik adalah manusia yang mau berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Karena hasil usaha sendiri itu lebih baikdi bandingkan dengan hasil usaha orang lain. Baik itu pemberian maupun hasil orang meminta – minta. Jika di kaitkan dengan berwirausaha maka kita sebagai manusia di tuntut untuk mandiri, segala kebutuhan kita harus kita penuhi dengan usaha sendiri. Tentunya dengan memohon pertolongan kepada Allah.

عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ (رواه احمد)

Dari Rafi’ bin Khadij ia berkata: ada orang bertanya: Ya Rasulullah, usaha apa yang paling baik? Rasulullah menjawab: “Setiap usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur. (HR Ahmad)

Penjelasan hadits:
Penjelasan hadits ini yaitu mengenai usaha yang paling baik itu adalah usaha yang kita lakukan sendiri namun dalam hal ini di berikan penjelasan sekilas mengenai jenis usaha apa yang kita lakukan. Di sini di jelaskan yaitu jual beli yang mabrur. Maksudnya di sini adalah kita di anjurkan melakukan jual beli. Sebagaimana realita yang terjadi bahwa berwirausaha identik dengan jual beli.

عَنِ الزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : لأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَأْتِيَ بِحُزْمَةِ الْحَطَبِ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا فَيَكُفَّ اللَّهُ بِهَا وَجْهَهُ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ ، أَوْ مَنَعُوهُ

Dari Zubair bin Awwam, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh seseorang di antara kalian mengambil tali lalu memanggul seonggok kayu di punggungnya kemudian menjualnya sehingga Allah menjaga kehormatan dirinya, lebih baik daripada meminta-minta pada orang lain yang terkadang mereka mau memberi atau menolaknya.”.” (H.R Bukhari)

Penjelasan Hadits:
Pada hadits ini Rasulullah menganjurkan agar seorang muslim mau bekerja, meskipun pekerjaan tersebut sangat ringan atau tidak membutuhkan keterampilan khusus. Pekerjaan yang pling rendah sekalipun dan lemah di mata manusia itu lebih mulia di bandingkan dengan meminta – minta.

C.      Karakteristik Wirausaha Dan Tujuan Berwirausaha
1.      Karakteristik Wirausaha
Karakteristik adalah sifat atau tingkah laku dari seseorang.
Sehingga dapat diartikan bahwa karakteristik wirausaha adalah sifat atau tingkah laku yang khas dari wirausahawan.
Berikut ini karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausaha, antara lain:
a.       Disiplin
Kerja keras dan disiplin merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang dalam berwirausaha. Selain kerja keras ia juga harus disiplin dalam melaksanakan usahanya, sebab meskipun orang bekerja keras tetapi kalau tidak disiplin, usahanya kurang berarti.


b.      Komitmen tinggi
Sikap yang memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran yang berlaku, tidak sekalipun mengingkarinya walaupun dengan dirinya sendiri, serta selalu berusaha menyesuaikan kata dan perbuatan.
c.       Jujur
Sikap jujur dalam berwirausaha artinya bahwa seorang wirausaha harus mau dan mempu mengatakan apa adanya.
d.      Kreatif dan inovatif
Seorang wirausaha harus memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan suatu produk, dan berpikir serta bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.
e.        Berani menghadapi resiko
Wirausaha adalah seseorag yang menanggung resiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melaikan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah di perhitungkan dengan seksama dan realistis.
f.       Selalu mencari peluang
Seorang wirausaha harus tanggap terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan baik untuk diri sendiri atau pelayanan. Memiliki banyak cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan. Karena wirausaha adalah seseorang yang merasakan adanya peluang, mengejar peluang-peluang  yang sesuai dengan situasi dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan merupakan suatu hal yang dapat dicapai.

2.      Tujuan berwirausaha
Tujuan yang ingin di capai dalam berwirausaha adalah sebagai berikut:
a.      Bekerja secara halal baik dari jenis pekerjaan maupun cara menjalankannya.
b.      Bekerja agar tidak menjadi beban hidup orang lain.
c.       Bekerja guna memenuhi kebutuhan keluarga.
d.      Bekerja guna meringankan beban hidup tetangga. Islam mendorong kerja keras untuk kebutuhan diri dan keluarga, tetapi Islam melarang kaum beriman bersikap egois.
e.       Memperoleh pendapatan
f.       Beribadah dan mencari ridha Allah
Selain bekerja untuk kehidupan dunia, juga harus diimbangi beribadah untuk mencapai ridha-Nya.
g.       Membuka lowongan pekerjaan
Seseorang yang memulai untuk berwirausaha, tentunya memerlukan sumber daya manusia yang dapat membantunya meningkatkan hasil usaha. Secara tidak langsung ketika kita berwirausaha, kita telah membuka jalan orang lain untuk bekerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia.

D.      Produtivitas Kerja Dalam Islam
1.    Pengertian Produksivitas
Produktifitas meriupakan pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Keadaan hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas dan akan terus meningkatkan kemampuan kerjanya.
Produktivitas mempunyai dua dimensi, yaitu efektivitas yang mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Yang kedua efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
2.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksivitas
Faktor yang menentukan besar kecilnya produksivitas antara lain:
a.       Knowledge
Merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi kepada seseorang dalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan.
b.      Skill
Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu yang bersifat kekaryaan. Keterampilan diperoleh melalui belajar dan berlatih. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau menyelesaikan pekerjaan yang bersifat teknis.
c.        Attitude
Merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan.
d.       Sarana pendukung
Dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu:
1)      Menyangkut lingkaran kerja, termasuk teknologi dan cara produksi, tingkat kesehatan dan keamanan, serta suasana dilingkungan kerja itu sendiri.
2)      Menyangkut kesejahteraan karyawan, yang tercermin disistem pengupahan dan jaminan kelangsungan kerja.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar